TANDA BACA DI INDONESIA DAN FUNGSINYA

TUGAS BAHASA INDONESIA# (Softskill 2)


1.        Tanda Titik (.)
-          dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh : Saya suka makan nasi
-          dipakai pada akhir singkatan nama orang
Contoh : Timoti H. Marnadi
-          dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Contoh : S.Kom
-          dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum

Contoh : dll.

2.        Tanda Koma (,)
-          dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
-    dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
-      dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
-          dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat
contoh: O, begitu.

3.        Tanda Titik Koma (;)
-          dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga
-    dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar

4.        Tanda Titik Dua (:)
-          dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Sistem Informasi dan Sistem Komputer
-          dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua             : Timoti
Wakil Ketua   : Najla
-          dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh:
Timoti              : “Kamu pulang jam berapa?”
Najla               : “Jam 4 sore”
-          dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding)
Contoh: Perbandingan mahasiswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1

5.        Tanda Hubung (-)
-          menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
-          menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
-          dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital.
Contoh: se-Indonesia
-          digunakan menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
Contoh: Ayahku bekerja di rumah sa-
kit.

6.        Tanda Tanya (?)
-          dipakai pada akhir tanya
Contoh : Kapan ia berangkat?
-          dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

7.        Tanda Seru (!)
-       dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Ambilkan laptopku sekarang!

8.        Tanda Kurung ((…))
-          mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala
-          mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia
-          mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
Contoh: Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

9.        Tanda Garis Miring (/)
-          dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
Contoh: No. 7/PK/1973
-    dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika
Contoh: harganya Rp125,000/lembar

10.        Tanda Petik Ganda (“…”)
-          mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
Contoh : Saya belum siap," kata Najla, "tunggu sebentar!"
-          mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat

11.        Tanda Petik Tunggal (‘…’)
-          mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
Contoh: Tanya Timoti, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
-          mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh: feed-back 'balikan'

12.        Tanda Pisah (-)
-         dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921

13.        Tanda Elipsis (…)
-          dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

14.        Tanda Kurung Siku ([…])
-          mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

15.        Tanda Ulang (2)
-          hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

16.        Tanda Penyingkat / Apostrof (‘)
-          menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca#Tanda_Seru_.28.21.29

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH DAN RAGAM BAHASA INDONESIA

Wacana Sesuai EYD

Perancangan Jam Digital dengan Mikrokontroler AT89C51